Oleh: Keiza Ayu Vriscilasari
Napak tilas pada ribuan jejak di masa
lalu
Surabaya menyimpan ribuan kenangan pilua
Masyarakat mungkin melupakan dalam
ingatan semu
Tapi tidak dalam kalbu
31 Mei
1293...
Pasukan di Jawa bersama Raden Wijaya
menangis haru
Pasukan Mongol dibawah Kubilai Khan
dibumihangus
Kemenangan awal yang menahbiskannya
sebagai kota Pahlawan
“Sura ing Bhaya”, ya, keberanian dalam
bahaya,
termeterai dalam pikiran dan perbuatan,
seharusnya...
Tetapi, tahukah pemuda Surabaya akan
sejarah itu?
Atau,
10 Nopember 1945...
Peluh habis terkucur, darah dan tanah
melebur
Ketika peluru tersemat bersama raga
dalam kubur
Mempertahankan kota dan martabat
Surabaya melawan kolonial
Hotel Majapahit sebagai saksi yang luas
dikenal
Perjuangan arek-arek Suroboyo adalah
kemenangan kekal
Tetapi, ingatkah pemuda Surabaya akan
sejarah itu?
Sejarah bukan sekedar lembaran buku
Sejarah bukan sekedar inventaris museum
Sejarah merupakan cermin yang utuh
Bagaimana perjuanganmu di masa lalu
Manakah hal-hal yang tidak atau harus
berlalu
Manakah yang harus dirajut kembali untuk suatu pembenahan baru
2014...
Surabaya dibawah Ibu Tri Rismaharini
Segudang prestasi telah layak diraih
Nominasi kota terbaik dunia, bukan lagi
mimpi
Taman kota nan apik berderetan mewarnai
Kebijakan-kebijakan publik telah banyak
diperbarui
Meski kasus mafia Kebun Binatang
Surabaya,
Meski kontroversi penutupan “dolly”,
Meski koruptor pada tatanan
pemerintahan kota,
Meski saling tendang kekuasaan,
Meski... meski... meski begitu banyak pertanyaan
belum terjawab
Akankah memadamkan api yang selama ini
membara dan diperjuangkan?
Generasi muda adalah kunci perubahan
Banyak orang mengatakan hal serupa,
tetapi memang itu bukan khayalan
Belajar dari sejarah,
Belajar dari orang-orang yang sudah banyak
belajar,
Belajar dari setiap ilmu yang sudah
diajarkan di jenjang pendidikan,
Belajar bukan hanya otak tetapi
karakter yang terus diasah,
Belajar sampai selamanya, tanpa
terbatas waktu dan ruang,
Sehingga muncul bibit-bibit unggul
dalam pemuda Surabaya
Pemuda yang memiliki mimpi dan setia
berjuang bagi kota
Mungkin tidak dalam satu tahun, atau
lima tahun ke depan
Mungkin ketika kita beranak cucu nanti
baru tampak
Tetapi biarlah api yang dibawa sejak
masa silam tetap bertahan
Untuk menerangi ruang-ruang gelap di
setiap sudut kota,
Untuk menjadi bukti bahwa asa tidak
akan pernah pudar,
Selama asa selalu di kepala, tangan,
dan kaki yang terus bergerak
bagi Surabaya.........
No comments:
Post a Comment