Saturday 5 July 2014

Sebuah Catatan Bagi Pemuda-Pemudi di Kota Pahlawan


Oleh: Keiza Ayu Vriscilasari

Napak tilas pada ribuan jejak di masa lalu
Surabaya menyimpan ribuan kenangan pilua
Masyarakat mungkin melupakan dalam ingatan semu
Tapi tidak dalam kalbu

31 Mei 1293...
Pasukan di Jawa bersama Raden Wijaya menangis haru
Pasukan Mongol dibawah Kubilai Khan dibumihangus
Kemenangan awal yang menahbiskannya sebagai kota Pahlawan
“Sura ing Bhaya”, ya, keberanian dalam bahaya,
termeterai dalam pikiran dan perbuatan, seharusnya...

Tetapi, tahukah pemuda Surabaya akan sejarah itu?
Atau,

10 Nopember 1945...
Peluh habis terkucur, darah dan tanah melebur
Ketika peluru tersemat bersama raga dalam kubur
Mempertahankan kota dan martabat Surabaya melawan kolonial
Hotel Majapahit sebagai saksi yang luas dikenal
Perjuangan arek-arek Suroboyo adalah kemenangan kekal

Tetapi, ingatkah pemuda Surabaya akan sejarah itu?

Sejarah bukan sekedar lembaran buku
Sejarah bukan sekedar inventaris museum
Sejarah merupakan cermin yang utuh
Bagaimana perjuanganmu di masa lalu
Manakah hal-hal yang tidak atau harus berlalu
Manakah yang harus  dirajut kembali untuk suatu pembenahan baru

2014...
Surabaya dibawah Ibu Tri Rismaharini
Segudang prestasi telah layak diraih
Nominasi kota terbaik dunia, bukan lagi mimpi
Taman kota nan apik berderetan mewarnai
Kebijakan-kebijakan publik telah banyak diperbarui
Meski kasus mafia Kebun Binatang Surabaya,
Meski kontroversi penutupan “dolly”,
Meski koruptor pada tatanan pemerintahan kota,
Meski saling tendang kekuasaan,
Meski... meski... meski begitu banyak pertanyaan belum terjawab
Akankah memadamkan api yang selama ini membara dan diperjuangkan?

Generasi muda adalah kunci perubahan
Banyak orang mengatakan hal serupa, tetapi memang itu bukan khayalan
Belajar dari sejarah,
Belajar dari orang-orang yang sudah banyak belajar,
Belajar dari setiap ilmu yang sudah diajarkan di jenjang pendidikan,
Belajar bukan hanya otak tetapi karakter yang terus diasah,
Belajar sampai selamanya, tanpa terbatas waktu dan ruang,
Sehingga muncul bibit-bibit unggul dalam pemuda Surabaya

Pemuda yang memiliki mimpi dan setia berjuang bagi kota
Mungkin tidak dalam satu tahun, atau lima tahun ke depan
Mungkin ketika kita beranak cucu nanti baru tampak
Tetapi biarlah api yang dibawa sejak masa silam tetap bertahan
Untuk menerangi ruang-ruang gelap di setiap sudut kota,
Untuk menjadi bukti bahwa asa tidak akan pernah pudar,
Selama asa selalu di kepala, tangan, dan kaki yang terus bergerak
bagi Surabaya.........

No comments:

Post a Comment