Tuesday 26 February 2013

Energi Positif Dalam Sebuah Lagu : "I Won't Give Up - Jason Mraz"

Oleh : Keiza Ayu Vriscilasari




26 Februari 2013 - "Semester 5 : You will see the real hell!", begitulah kata yang sering saya dengar dari para senior, kata yang sebenarnya tidak terlalu saya pikirkan tetapi entah kenapa selalu menghantui ketika masih di semester 4. Banyak hal yang begitu mengubah perasaan, sikap, ataupun cara pandang saya di masa kuliah ini. Namun izinkan saya mengerucutkan "banyak hal" tersebut menjadi satu hal: musik. Tidak berlebihan rasanya bila saya mengatakan musik adalah ruang imajinasi dan ruang relaksasi untuk meletakkan separuh roh dan jiwa yang mengalami kepenatan hidup. Tidak, jangan bayangkan saya adalah pianis atau violist atau harpist profesional yang menempuh kursus sejak kecil. Jangan pula membayangkan orangtua saya menaruh ambisi tentang musik dalam diri saya. Saya hanyalah penikmat musik: mendengar, merasakan...

Ada sebuah lagu yang kali pertama mendengar, langsung memberikan energi positif dalam diri saya. Suaranya yang kedengarannya dinyanyikan dengan sepenuh hati ini mengalunkan bait-bait tentang perjuangan kehidupan. Lagu "I Won't Give Up" yang dinyanyikan oleh Jason Mraz dari album "Love is a Four Letter Word" memberikan sentuhan yang tidak biasa di kancah musik dunia. Begitu banyaknya lagu cinta saat ini membuat saya seringkali menutup telinga. Menurut saya, lagu-lagu cinta zaman sekarang seakan memaknai cinta sebagai sesuatu yang remeh, mainan, dibuat asal-asalan. Saya tidak sedang men-generalisasi, ada beberapa juga lagu yang bagus, namun lagu-lagu yang sangat melekat di hati (lagu legendaris) bagi saya, masih lagu-lagu zaman dulu.

Masih membahas lagu zaman dulu, coba ingat kembali lirik demi lirik lagu-lagu Barat: Love of My Life yang dinyanyikan Queen, Always oleh Bon Jovi, Kiss From a Rose oleh Seal, All Out of Love oleh Air Supply, To Be With You oleh Mr.Big, Hard to Say I'm Sorry oleh Chicago, When I See You Smile oleh Bad English, I Will Always Love You oleh Whitney Houston, Yesterday oleh The Beatles, The Spirit Carries On oleh Dream Theater, I Don't Want to Miss A Thing oleh Aerosmith, dan lain-lain. 
Nada dan lirik seakan dibangun oleh perasaan yang begitu dalam, kebanyakan dari kisah nyata, ada roh di dalam lagu-lagu tersebut yang membuat pendengar terhanyut dalam suasana yang dibangun. Genre yang mayoritas pop dan rock membentuk kata demi kata terucap dengan jelas bersama alunan yang harmonis. Mungkin saya memang bukan penikmat genre R n' B dan Rap yang mendominasi musik dunia saat ini. Karena menurut saya, nada R n' B atau Rap tersebut mendegradasi makna dalam lirik yang indah.

Sekilas intermezzo tersebut, kembali pada lagu I Won't Give Up yang saya percaya telah merajai urutan tangga nada dunia, termasuk menempati urutan ke-8 dalam Billboard Chart 100. Perhatikan kalimat-kalimat berikut yang ditulis oleh Benjamin (2012):
Jason Mraz explained the track, in a "track-by-track" commentary for Billboard:
"'I Won't Give Up' was written selfishly. As many of my songs are, I write for the purpose of understanding what the hell's going on in my life, my position in the world, processing that lesson and that miracle that I'm learning. Seeing it on the page, proving to myself that I understand the lesson, that I'm applying it to my life, and that I can move on. Ultimately it was about, you know, regardless of what happens in this relationship, I don't have to give up on loving this person, or loving myself, or give up on whatever my dreams are. Even though its written through the filter of relationships, its not necessarily specific for relationships. For me, the true meaning exists in the bridge saying 'I don't want to be someone who walks away so easily, I'm here to stay and make a difference.' That is for all of us. We all have something that we're fighting for or that we're striving for. Whether we want to coach our soccer team to victory or lose five pounds in a month, whatever it is, there's nothing too small worth fighting for and there's nothing too big worth going after."
Paragraf tersebut merupakan sebuah pernyataan yang lugas dari Jason Mraz. Pada awalnya, saya mengira ini hanyalah lagu bertemakan cinta yang dikemas dengan nada indah. Ternyata Mraz menyatakan bahwa pada awalnya lagu ini bertemakan tentang hubungan, namun ternyata lagu ini juga berbicara mengenai rasa cinta pada diri sendiri dan cinta pada mimpi-mimpi yang terdapat di angan. Ada perjuangan dan pengorbanan yang harus dibayar dalam mencapai sesuatu, dan "I Won't Give Up" menjadi sebuah kalimat sederhana yang membisikkan hati nurani.
Tulisan ini saya tulis ketika saya berada pada titik kepenatan dan tekanan dalam rutinitas saya di semester 5, baik tentang studi dan aktivitas yang lain. Ketika mimpi seakan kabur oleh keputusasaan dan kejenuhan, tiba-tiba lagu ini terngiang di telinga, "I don't wanna be someone who walks away so easily, I'm here to stay and make a difference that I can make".
Selamat berjuang menjalani kehidupan, NEVER GIVE UP!