Wednesday 25 September 2013

Apa yang Kau Cari?

Oleh : Keiza Ayu Vriscilasari

Tidak ada habisnya mempelajari manusia. Anugerah Tuhan yang paling unik dan luar biasa ini bahkan harus membuat cabang-cabang ilmu pengetahuan (science) untuk mempelajari dirinya sendiri, termasuk "tingkah laku"nya. Sebutkan ilmu pengetahuan di dunia ini yang sama sekali tidak berkaitan dengan manusia? nihil. Lupakan rutinitas, lepaskan beban-beban sejenak saja.

Mari merenung dengan santai.

Ketika kita memasuki Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP), pasti guru pernah menjelaskan anatomi tubuh manusia yang mungkin saat ini hanya samar-samar teringat. Sebuah sumber dari internet menjelaskan tentang otak manusia, "...this jelly-like mass of tissue, weighing in at around 1.4 kilograms, contains a staggering one hundred billion nerve cells, or neurons" (newscientist.com t.t.). Bayangkan, otak manusia (saja) terdiri dari seratus milyar syaraf. Setelah membaca sekilas tentang otak manusia tersebut, entah tiba-tiba saya teringat buku Biologi SMP yang pernah menjelaskan bahwa bila seluruh syaraf dalam tubuh seorang manusia disambung tanpa putus, akan mampu mengelilingi bumi sebanyak 3 kali. Diluar logika, kali ini saya "angkat tangan" untuk membayangkannya.

Tiba-tiba juga, saya teringat akan guyonan sahabat semasa SMA yang pernah bertanya,"menurutmu, dimana letak harta karun yang sangat besar tersimpan?"dengan asal dan mengernyitkan dahi, merasa itu pertanyaan bodoh, saya menjawab, "tanya aja sama yang main film Pirates of Carribean.."
temanku pun mengangkat senyum dengan penuh arti dan meneruskan, "jawabannya..di bawah kuburan""Hah? kok bisa?""Ya, karena ketika manusia mati dan dikubur, sangat banyak yang membawa segala kemampuan, otak, talenta, dan lain-lain yang sangat sangat besar nilainya. Disadari atau tidak, mungkin hanya se per berapa saja yang dilakukan semasa hidupnya, sisanya...dibawa mati."
Deg. saya pun tertunduk.

Terus mundur ke belakang, sedikit menengok sejarah. Mungkin sebagian besar dari kita, familiar dengan kata "renaissance". Sebuah peristiwa pada abad pertengahan yang terukir dalam sejarah ini, menjadi "pintu masuk" bagi kemunculan berbagai seni dan ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia. Renaissance yang terjadi di sebagian besar negara-negara Eropa, terlebih Italia ini memiliki arti "kelahiran kembali" yang sangat menjunjung prinsip humanisme, dimana timbul perasaan atau pemikiran untuk mengagungkan manusia (historyworld.net t.t.). Pada zaman ini mungkin sering dijumpai lukisan-lukisan manusia tanpa busana atau pahatan-pahatan yang sengaja diukir telanjang karena semuanya itu menggambarkan keindahan sang manusia. Pemisahan segala ilmu pengetahuan, seni, dan penemuan-penemuan dari nilai-nilai religius dan "kekuasaan" kekristenan, memberi celah lebar bagi manusia untuk bereksplorasi dengan dirinya sendiri.

Manusia. Luar biasa. Sungguh disesalkan bila setiap hari hanyalah sekedar rutinitas. Saya percaya bahwa manusia hidup dengan harapan-harapan. Manusia tanpa harapan, (maaf) mungkin dapat dikatakan bak 'mayat hidup'. Lalu? Apakah "harta karun" kita masih tersimpan rapat di dalam kotak besar dan digembok dengan kunci baja? ataukah emas-emas, intan, dan berlian di dalamnya telah terpaut menjadi  sebuah makna?
Tidak pernah salah jika manusia terjebak dalam masalah-masalah yang  datang dari luar atau dari kerumitan otaknya sendiri. Manusia memiliki masalah masing-masing, dan itu pasti. Apakah nasihat orang-orang terdekat menjadi takaran bahwasannya hidup sudah cukup bermakna dengan adanya mereka? masalah datang--hidup dalam ketidakstabilan--hiburan orang terdekat--bangkit dari masalah--kembali rutinitas. Se-simple itu kah hidup?
Apakah bersenang-senang, berbagi, menangis, tertawa dengan keluarga, sahabat, saudara, dan sebagainya menjadi jawaban bahwasannya hidup sudah cukup bermakna dengan adanya mereka? Asal semuanya seimbang, tidak ada masalah yang cukup berarti. Se-simple itu kah hidup?
Jawaban relatif.
Lalu apa yang kau cari ?



REFERENSI :
Introduction:The Human Brain, New Scientist [online].
      expert-the-human-brain.html [diakses 10 Mei 2012].
Renaissance, History World [online]. dalamhttp://www.historyworld.net/wrldhis/PlainTextHistories.as
      historyid=ac88 [diakses 10 Mei 2012].

Coretan

                                                     Oleh : Keiza Ayu Vriscilasari

(sekarang jam di laptop menunjukkan 00:51, Wed Sep 25)
…..disela-sela mengerjakan skripsi…..

Beberapa minggu ini terasa berat. Sebagai mahasiswi semester 7, mungkin aku sedang merasa puncak kejenuhan dengan segala tugas-tugas, membaca buku-buku, rutinitas kegiatan kampus, dan sebagainya. Manusiawi saja.
Semester akhir ini selalu membuatku penasaran.
Melihat para senior yang wajahnya datar seperti Bangui persegi panjang saat mereka sedang mengambil dan menjalani mata kuliah skripsi, membuatku cemas dan bertanya, "Apakah fase ini akan sesulit itu?"

…..dan aku sekarang mengalaminya

Pada awal-awal proposal atau skripsi, pastilah semua mahasiswa merasakan bagaimana mengambil topik yang tepat; (dibuat dengan bahasa lebay) topik sering dibilang kurang problematik, topik dibilang menggantung dan butuh jembatan supaya bisa menyeberang (ini skripsi atau dinas pekerjaan umum ya?), topik yang rumusan masalahnya mengapung di permukaan air (seharusnya bisa tenggelam di dasar), topik yang sudah terlalu umum kayak angkutan umum, topik yang lebih relevan dengan jurusan di fakultas sebelah, dan sebagainya..
Itu biasa. Itu wajar. Di awal, aku tidak terlalu mencemaskan itu, aku selalu optimis (sebenarnya usaha pribadi untuk menghibur diri) dengan topikku supaya aku selalu semangat mengerjakannya.

Dalam prosesnya, ini sedang pengerjaan Bab 1. Minggu depan harus sudah mendaftarkan sidang pra-skripsi (Bab 1). Aku belum menuliskan apapun, karena aku mengganti fokus dari rumusan masalah sebelumnya.
Berhari-hari aku mencari, aku sibuk tanya dosen A, dosen B, dosen C, dosen D, dan seterusnya…
Berhari-hari aku saling bercerita dengan senior, teman seangkatan, meminta pendapat, meminta wejangan…
Berhari-hari aku bertanya dengan diriku sendiri, aku berbicara pada laptopku, berharap dia bisa memunculkan data yang aku butuhkan…
Berhari-hari aku berdoa pada Tuhan dalam diam, karena aku tidak tahu lagi apa yang harus kukatakan pada Tuhan dalam kata-kata…

Banyak hal mengejutkan datang. Beberapa teman dekatku mengganti topiknya secara total. Apakah ini pertanda Tuhan supaya aku mengganti topik juga?
Hingga pada detik ini, ketika aku sudah hampir menyerah, ketika air mataku rasanya mau menetes di mouse pad laptop, ketika aku berencana besok membawa kepala ku ke Hi-Tech Mall untuk install ulang, ketika hidungku semakin mbeler dan sudah kusediakan 1 pak tissue paseo isi 250 lembar, dan sakit maag sudah kambuh karena aku tidak memikirkan makan teratur, tiba-tiba….

ada jawaban datang.
Jawaban apa?
Hanya aku dan Tuhan yang tahu… :)

yang pasti, kerjakanlah bagianmu sebaik-baiknya, ini proses. jangan mengeluh. K E R J A K A N :)
yakinlah pada apa yang kamu kerjakan, (hanya) percaya, dan serahkan pada Sang Maha Kuasa..
Ketika nanti Dia menyempurnakan apapun yang kamu kerjakan dan doakan, kamu akan memahami bahwa memang hidup manusia itu misteri di dalam ke-Maha Kuasa-an Tuhan…
Kamu tidak akan memahami, sampai ketia Dia menjawabnya…

*dedicated for all people who are strugglin' in the name of "skripsi"…….*