Saturday 26 July 2014

Matahari Terbenam

Oleh : Keiza Ayu Vriscilasari

Gili Terawangan, Lombok, 25 Juli 2014


Selalu terbit dan terbenam
Kehidupan memang selalu menawarkan aksi-reaksi, ataupun korelasi-oposisi.
Ketika terbitnya matahari selalu menjadi hal yang lebih menarik bagi kebanyakan orang,
entah mengapa matahari terbenam memberiku banyak pelajaran.

Matahari terbenam menyadarkanku pada pasang-surut kehidupan.
Itulah sebabnya jangan berhenti berusaha, bekerja, dan berdoa.
Kehidupan tidak akan selalu di atas, pun tidak selalu di bawah.
Ada masa-masa kau akan menuai, 
tetapi kau harus berjerih lelah menabur dahulu.
Bahkan ketika seluruh energimu telah terbenam hari ini, 
bukan berarti mimpi dan usahamu ikut terbenam pada hari ini, esok, dan seterusnya.

Matahari terbenam mengingatkanku bahwa tinggi hati akan membawa kehancuran.
Manusia bukanlah apapun selain ciptaan Sang Maha Kuasa,
Ia yang membentuk dan memberi nafas kehidupan.
Manusia memang diberi mandat untuk mengelola bumi dan segala isinya,
Manusia memang diizinkan menikmati hal-hal bersifat materi dan non-materi di dunia,
tetapi hal yang seringkali dilupakan 
bahwa segalanya milik Dia dan untuk Dia.
Surga ataupun neraka tidak akan menggolongkanmu pada barisan-barisan perbedaan status sosial, jumlah kekayaan, warna kulit, dan sebagainya.

Matahari terbenam memberiku gambaran akan harapan, 
Ia terbenam perlahan seiring dengan rutinitas 
yang terkadang membuat penat.
Ia terbenam perlahan diikuti datangnya malam yang memberiku ketenangan.
Ya, ketika malam datang, harapan itu menguat, 
seiring dengan Sang Pengharapan Sejati yang berbicara padaku…
memberi kekuatan untuk bersiap terbit kembali esok hari, apapun yang terjadi hari ini, 
apapun yang seakan membenamkanmu hari ini... 

Gili Terawangan, Lombok, 25 Juli 2014

No comments:

Post a Comment